Yang terlihat Mata belum tentu benar
Oleh karena mata manusia hanya mampu melihat gejala permukaan dari dunia materi ini. Oleh karena itu informasi yang tertangkap mata belum tentu benar. Begitu juga indera manusia yang lain memiliki keterbatasan, walaupun sudah melewati otak untuk disaring terkadang juga belum tentu tepat 100%.Manusia mengalami hambatan dari konsep dalam masyarakat nyata, seringkali mengira benda-benda yang dilihat oleh mata adalah benar benar nyata. Benda yang tidak bisa dideteksi oleh mata, sama sekali tidak dipercayai keberadaannya, sebenarnya pandangan dari manusia hanya bisa melihat sebagian dari dunia materi dan kebanyakan yang terlihat adalah penampilan palsu.
Dalam cerita klasik “Perjalanan ke Barat” bisa kita lihat, hanya Sun Gokong yang memiliki mata api sejati, baru bisa mengungkap wujud asli dari siluman tengkorak putih.
Sedang di mata Tang Sen , Zhu Ba Jie dan Sha Heng Shang perubahan wujud siluman tengkorak putih menjadi wanita desa, nenek tua, kakek tua semuanya dipandang sebagai penduduk desa baik dan lugu, bagaimanapun juga mereka tidak akan percaya wujud itu adalah perubahan dari wujud siluman.
Di dalam kehidupan nyata, ada banyak hal yang dilihat oleh mata kepala sendiri atau yang dialami sendiri, semuanya adalah semacam penampilan palsu yang “nyata”. Orang sering kali hanya berdasarkan gejala sesaat yang terlihat, secara spontan telah menetapkan serta memutuskan, sehingga mengakibatkan terjadi banyak kesalahan dan menyesal untuk selamanya.
Menurut cerita, dahulu kala ada sepasang suami istri yang saling mencintai. Suatu hari sang suami berdagang di luar kota sedang istrinya menanti di rumah. Beberapa bulan kemudian sang suami yang sangat merindukan istrinya pulang ke rumah.
Ketika bulan bersinar di atas pohon Liu, dia yang telah menempuh perjalanan jauh, akhirnya sampai juga di depan desa, sinar lampu dalam rumah yang membuat orang merasakan kehangatan itu telah membuat dia semakin memacu langkahnya untuk bergegas pulang ke rumah.
Ketika sampai di depan rumah dia telah melihat sebuah adegan yang membuat hatinya sangat sakit. Dari jendela terlihat istrinya yang selama ini sangat dia rindukan sedang makan dengan seorang pria asing, saat itu istrinya sedang tersenyum sambil mengambilkan sayuran dan menyuapkan ke mulut pria asing itu, tampaknya sangat mesra.
Dia segera berpikir bahwa istrinya pasti mengkhianatinya, dia sudah tidak ingin melangkah maju lagi, hatinya yang marah membara membuat dia memalingkan kepala dan melangkah pergi, sejak saat itu tidak pernah kembali lagi.
Ketika rambutnya sudah memutih, teringat bahwa hari esok sudah tidak lama lagi, selagi dia masih hidup ingin menguraikan ganjalan hatinya yang selama ini. Maka dari itu kembalilah dia ke rumahnya yang dulu menemui istrinya yang rambutnya juga telah memutih. Tetapi istrinya ternyata hidup menyendiri.
Dengan penuh pertanyaan dia bertanya, “Mengapa?” Sang istri bilang selama bertahun-tahun ini dia selalu menantikan kepulangannya, dan bertanya mengapa dia pergi meninggalkannya hingga sekarang baru kembali?
Dia mengutarakan kecurigaannya dulu. Dengan jujur dan tulus istrinya memberitahukan bahwa pria itu adalah saudara kandungnya yang telah lama berpisah dan hanya mampir sebentar untuk menjenguknya.
Kongzi cikal bakal dari Konghucuisme mempunyai seorang murid bernama Yan Hui. Suatu hari ketika Yan Hui memasak bubur, mendapati ada benda kotor yang masuk ke dalam kuali, dia segera menggunakan sendok sup untuk mengambil, ketika benda kotor itu akan dibuang mendadak terpikir olehnya bahwa tidaklah mudah untuk mendapatkan beras walaupun hanya sebutir, lalu dimakannya bubur di sendok tersebut.
Kebetulan saat itu Kongzi berjalan masuk ke dapur, melihat kejadian ini dia mengira bahwa Yan Hui sedang mencuri makanan maka dengan tegas Kongzi memberi pelajaran kepada Yang Hui.
Melalui suatu proses penjelasan semua orang baru menyadari kejadian yang sesungguhnya. Dengan nada mengeluh Kongzi berkata, “Kejadian yang saya lihat dengan mata kepala sendiri juga belum pasti apalagi yang hanya dengar dari kabar angin.”
Dari sini bisa dilihat, telinga mendengar belum tentu betul, mata melihat juga belum tentu benar. Segala sesuatu jika hanya mempercayai mata sendiri dan kurang dipikir serta dianalisa dengan hati yang tenang, sering kali bisa dikelabui oleh penampilan palsu.
Kadang kala seperti orang buta meraba gajah, melihat macan tutul melalui sedotan minuman, walaupun dilihat oleh mata kepala sendiri, juga sangatlah sulit mengenali watak hakiki dari masalah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar